cerbung

Paris and the Memory

“Paris… I love you!!!” terdengar teriakan dari seorang laki-laki yang berdiri didepan menara Eiffel.
            Pandangan semua orang tertuju pada sesosok pria bertubuh tegap dan bermata tajam berdiri di dekat menara Eifel. Berteriak dengan lantang hingga tak sadarkan diri bahwa Entah apakah pria itu sudah gila, tapi sekarang dia menjadi pusat perhatian orang-orang. Dia berteriak-teriak seakan-akan tempat itu milik dia seutuhnya.
            “Dasar orang gila, bikin malu diri sendiri saja!” Ucapku yang saat itu ikut berkumpul bersama orang-orang yang memperhatikan tingkah pria itu.
            Sepertinya pria itu sudah sadar kalau dia menjadi pusat perhatian orang-orang. Dengan rasa malu dia menjauhkan dirinya dari kerumunan orang.
            Sorotan mata pria itu, seakan-akan mengingatkanku kepada seorang pria yang telah lama aku kenal. Sorotan mata yang tajam itu kini hilang diantara kerumunan orang-orang. Sebenarnya pria itu siapa? Apakah aku pernah kenal dengannya?
            “Aghhhhh!” Entah kenapa kepala ku sakit sekali. Beberapa menit aku terdiam. Ya, sekarang aku ingat. Tepat sekali di tempatku berdiri, dulu... dulu pernah ada laki-laki yang melakukan hal sama untukku. Tapi... entah siapa laki-laki itu.
            “Sepertinya dia bukan orang gila, penampilannya saja keren!” Ucap sepupuku  yang saat itu menemaniku jalan-jalan di sekitar menara Eifel.
            Aku tetap terdiam, dinginnya angin menerpa bulu kudukku. Fikiranku semakin jauh dari suara kerumunan orang. Cahaya lampu menara Eifel semakin lama semakin redup. Ada apa ini? Bayangan orang disekitarku semakin samar. Makin lama dunia terasa gelap.
            “Paris!!! Paris!!!”
            Sepertinya ada yang memanggil namaku. Tapi suara itu begitu kecil ditelingaku. Ada bayangan seseorang didepanku. Tapi bayangan itu sungguh samar dimataku.
            “Paris, sepertinya kamu kelelahan! Kita pulang saja ya!”
            Kini bayangan itu semakin tampak jelas terlihat. Ternyata suara itu berasal dari mulut sepupuku  sendiri.
            “Nggak! Aku belum mau pulang. Acara kembang apinya saja belum dimulai!”
            “Baiklah, tapi kita duduk disana saja ya! Biar kamu lebih tenang!”
            “Bledddarrrrr” Pesta kembang api pun dimulai. Malam ini merupakan malam yang spektakuler untukku, meskipun kepalaku masih sakit. Sungguh aku tak menyangka aku bisa melihat Menara Eifel begitu jelas dimataku dengan dihiasi kembang api yang indah di angkasa.
            “Kembang apinya indah ya! Apalagi kalau ditemani orang seperti kamu.
            Entah dari mana suara itu datang. Tapi kata-katanya seperti sudah tidak asing bagiku. Bayangan laki-laki itu muncul kembali. Dia sedang duduk dengan seorang wanita sebayaku. Tapi wanita itu, wajah wanita itu seperti sangat aku kenal. Itu aku... kenapa aku bisa ada disana? Sebenarnya apa yang sedang terjadi? “Aghhh...” kepalaku, kepalaku sakit sekali. Saat pandanganku ditunjukan kembali kepada mereka berdua. Mereka berdua telah menghilang entah kemana.
            Setelah beberapa jam pesta kembang api selesai. Dan sepertinya saudara sepupuku Lana sudah mulai mengangguk-anggukkan kepalanya. Memang sudah sepantasnnya jam segini orang sudah tidur.




BERSAMBUNG.....

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © Tha_zmanianDevil